Minggu

8 JULI 2013 = 1 RAMADHAN, YAKIN ?

Kalau kita jauh-jauh hari sudah berani menentukan 1 Ramadhan, pasti langsung dibilang SOK TAU, karena di Indonesia TRADISI MELIHAT HILAL itu menjadi seperti sebuah KOMPETISI antar Kelompok Ummat Islam, seolah siapa yang melihat duluan, dialah yang menang dan yang lain harus MENGAKUI kemenangannya,  persoalannya muncul ketika kelompok yang lain tidak mau mengakui kemenangannya dan Penguasa Negeri ini tidak mampu menjadi JURI yang baik, bahkan cenderung memihak.

Sebenarnya PERBEDAAN yang berlarut-larut dalam menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal itu hanya karena SALAH dalam memahami arti MELIHAT. Ketika MELIHAT dimaknai terlalu sempit, yaitu melihat dengan MATA TELANJANG sebagaimana pada saat zaman Rosulullah SAW dulu yang belum mengenal PEEHITUNGAN ASTRONOMIS (HISAB) dan belum ditemukannya TEROPONG BINTANG (Telescope) sebagai Alat bantu untuk me-RUKYAT, maka sampai KIAMAT ummat Islam Indonesia akan habis waktunya untuk BERTENGKAR masalah 1 Ramadhan dan 1 Syawal.

Padahal kala itu Rosulullah SAW sendiri sudah MENGAKUI dengan sabdanya, " kita ini adalah ummat yang UMMI, yang tidak biasa menulis dan juga TIDAK BIASA MENGHITUNG satu Bulan itu jumlahnya segini dan segini, yaitu sekali berjumlah dua puluh sembilan dan sekali berikutnya tiga puluh hari ". (H.R.Bukhori)
Disini sangat jelas Rosulullah SAW sudah menyadari keterbatasannya kala itu, tapi karena Beliau dapat bimbingan wahyu, maka batasan jumlah hari dalam sebulan serta perubahannya Beliau sudah tahu duluan dan itu menjadi pijakan yang sangat berarti bagi kita saat ini, tapi tidak memberikan rinciannya karena beliau yakin pada saatnya nanti semuanya akan terungkap.

Semestinya methoda RUKYAT dan HISAB itu satu kesatuan yang TIDAK BISA DIPISAHKAN, seperti dua sisi mata uang, jika hanya satu sisi yang dipakai, maka gak akan laku.

RUKYAT yang tidak didukung dengan HISAB, pasti cara melihat Hilalnya NGAWUR, Hisab saja, kalau gak dibuktikan dengan RUKYAT  masih akan menimbulkan KERAGUAN.

HISAB adalah Perhitungan Matematik dan Astronomis untuk menentukan LETAK dan WAKTU yang tepat untuk MELIHAT / me-RUKYAT Hilal . Sedangkan HISAB itu sendiri lahir dari HASIL PENGAMATAN (Rukyat) benda-benda Langit khususnya Bulan, Bumi dan Matahari dalam kurun waktu yang sangat panjang.

Rumusan HISAB itu adalah hasil dari RUKYAT benda-benda langit,  mama RUKYAT itu akan TEPAT SASARAN kalau dilakukan berdasarkan HISAB, jadi bagiamana mungkin harus dipisahkan antara RUKYAT dan HISAB itu.

Nah, ketika HISAB sudah kita dapatkan RUMUS nya dengan ketepatan yang begitu AKURAT seperti saat ini, tapi kalau cara me-RUKYAT Hilalnya pakai MATA TELANJANG atau TEROPONG JADUL, maka sangat dipastikan akan menimbulkan KERAGUAN dan PERBEDAAN juga, maka harus didukung dengan LENSA OPTIK yang memadahi sehingga setipis apapun kondisi Hilal akan dapat dengan mudah kita lihat.

Bukan berarti gara-gara kita tidak bisa lihat Hilal karena terkendala ALAT dan CUACA, lalu kemudian kita bilang Bulan Barunya belum datang,  padahal menurut Perhitungan Astronomis (Hisab) Bulan Baru sudah terbit diatas horison.

Sama halnya, ketika kita mau Sholat Dzhuhur, tapi Langit mendadak mendung pekat sehingga sinar Matahari tidak mampu menembusnya, sementara jam sudah menunjukkan pukul 13.00, apakah kemudian kita gak Sholat Dzhuhur ?

Maka yang disebut MELIHAT HILAL itu adalah Melihat secara HOLISTIK, melalui Pengamatan,  analisis, Ilmu Pengetahuan Ilmiah, Penggunaan Alat Bantu dan Teknologi, serta Perhitungan Matematik dan Astronomis.

Ketika MELIHAT HILAL secara HOLISTIK itu sudah menjadi TRADISI setiap tahun dengan ketepatan yang sangat akurat , maka suatu saat ketika terjadi masalah teknis, seperti Alat Teropongnya rusak atau sudah tak layak atau TIDAK MEMENUHI STANDAR, sedangkan cuaca juga sangat tidak mendukung di titik-titik pengamatan yang telah ditentukan melalui Hisab ditambah lagi posisi Hilal yang KURANG DARI 1 DERAJAT diatas horison. Maka hasil hisab itupun sudah cukup mewakili karena sejatinya HISAB itu juga sama dengan MELIHAT / MERUKYAT dengan KACAMATA  Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Contoh : Berdasarkan Tabel Fase-Fase Bulan yang diterbitkan oleh Lembaga Antariksa Internasiol NASA, bahwa Awal Bulan Ramadhan tahun 2013 adalah jatuh pada tanggal 8 Juli 2013 pukul 7.14 GMT, atau 14.14 WIB.( silahakan buka daftarnya disini http://www.facebook.com/photo.php?fbid=309072029229152&set=a.271600992976256.1073741825.187593954710294&type=1&theater )
Sehingga sudah bisa dipastikan saat Maghrib tiba, usia bulan hanya sekitar 4 jam. Yang jika disetarakan dengan ketinggian bulan, tidak akan lebih dari 1 derajat. Bagi yang mengikuti Hisab hakiki, sudah menyebut posisi bulan itu sebagai bulan baru. Tetapi, bagi yang melakukan Rukyat, sudah pasti tidak akan bisa melihat hilal dengan MATA TELANJANG, padahal sebenarnya BULAN SUDAH DIATAS HORISON.

Anehnya, kita itu sering RIBUT masalah POSISI BULAN disekitar MAGHRIB, padahal kita baru MEMULAI PUASA itu nanti menjelang waktu subuh tiba atau sekitar 10 jam lagi, jadi walau umur Bulan Ramadhan saat Maghrib tiba itu baru 4 jam atau kurang dari 1 derajat sehingga HILAL tidak mungkin kelihatan dengan mata telanjang, tapi HAKEKATNYA KITA SUDAH YAKIN BAHWA BULAN RAMADHAN ITU TELAH TIBA, maka 10 jam kemudian pasti bulan itu sudah tinggi diatas 2 derajat atau 14 Jam, maka kita WAJIB PUASA pada saat itu menjelang Subuh tanggal 9 Juli 2013.

Jadi AWAL BULAN itu TIDAK SAMA DENGAN AWAL MEMULAI IBADAH, awal Bulan Ramadhan jatuh pada jatuh pada tanggal 8 Juli 2013 pukul 14.14 WIB, tapi awal kita mulai Ibadah Puasa menjelang Subuh tiba pada tanggal 9 Juli 2013.

Bagaimana masih bingung ? Silahkan kalau ada yang mau memperkuat.........
By : Ust.Aly Motivator Ideologis ( PEMBINA RUMAH DAKWAH INDONESIA )
WA 081313999801
BBM : 79541FA2
-------------------------------------
Ingin BERDAKWAH tapi gak punya cukup waktu dan ilmu ? 
silahkan bergabung bersama RUMAH DAKWAH INDONESIA
Jadikan HARTA kita menjadi BEKAL jangan jadikan sebagai BEBAN
UMUR kita yang TERBATAS membuat AMAL SHOLEH kita juga TERBATAS, Bersama DAKWAH, UMUR AMAL SHOLEH KITA MENJADI TAK TERBATAS, karena akan terus MENGALIR bersama GENERASI PENERUS dan JAMAAH kita hingga Akhir Zaman, Allahu Akbar.
Caranya ?
Layangkan Infaq fi Sabiilillah, Zakat dan Sedekah kita untuk DAKWAH bersama Rumah Dakwah Indonesia, melalui Rekening :
BCA : 230.3888896 a.n. Yayasan Bantu
BCA : 230.0300.807 a.n. Yayasan Husnul Khotimah
MANDIRI : 156.0003 296 409 a.n Yayasan Husnul Khotimah
MU'AMALAT : 305.0033 975 a.n Yayasan Husnul Khotimah
BNI : 018 4300 117 a.n. Muhammad Aly
BRI : 1169 0100 102 7505 a.n. Muhammad Aly
CARA KONFIRMASINYA ?
Transfer dana, lalu ketik pesan SMS/WA : " Bismillah, nama, niat Infaq Fi Sabiilillah Program BANTU SEJUTA DAI Rp...............Karena Allah SWT demi kemuliaan Islam dan Kaum Muslimin ". Lalu kirim SMS/WA ke 081313999801 atau BBM ke 79542FA2
Atau datang langsung ke :
KANTOR SEKRETARIAT :
Gedung NSC Lt.2 Jl.Bandung Blok II No.139 Perum Kotabaru Cibeureum-Tasikmalaya
Phone : 0256-2351814
MARKAZ PUSAT :
Pesantren Internasional IBNU SIENA, Jl.Siliwangi no.100 Tasikmalaya Phone : 0256-2351814, 081313999801
Website : www.rumahdakwahindonesia.blogspot.com
FB : www.facebook.com/rumahdakwahindonesia
BBM : 79542FA2
WA : 081313999801